penelitian tindakan kelas (PTK)


BAB III
METODE PENELITIAN

by Wakhinuddin S
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi riil sekarang ke arah kondisi yang diharapkan (improvemen oriented). Dalam kajian ini, penelitian tindakan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan seni grafis mahasiswa melalui pendekatan kontekstual. Peningkatan pada aspek keterampilan berimbas juga pada peningkatan hasil belajar seni mahasiswa. Peningkatan keterampilan seni mahasiswa diharapkan terjadi setelah dosen melakukan penyusunan rancangan model pembelajaran seni grafis dan melaksanakannya dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Peningkatan tersebut dilihat dari hasil penilaian proses dan hasil karya seni yang dilakukan mahasiswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk pemecahan masalah dengan ruang lingkup yang tidak terlalu luas berkaitan dengan hal-hal yang dihadapi dosen sendiri dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Ciri-ciri penelitian tindakan kelas sebagaimana yang diungkapkan Maryunis (2003:113) adalah: ”diawali dengan adanya hal-hal yang tidak beres dalam praktek pendidikan, dan dapat juga diawali dengan adanya ide atau gagasan untuk melakukan perbaikan atau perubahan”. Berkaitan dengan penelitian ini, perubahan diarahkan pada strategi atau pendekatan pembelajaran yang peneliti lakukan sendiri pada kegiatan pembelajaran di kelas.
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengkaji permasalahan yang menyangkut prilaku seseorang atau kelompok tertentu disatu lokasi tertentu dengan penelaahan yang teliti terhadap suatu perlakuan dan mengkaji sampai sejauh mana dampak perlakuan itu dan menghilangkan aspek-aspek negatif dari pelaku yang sedang diteliti. Soedarsono (2001:3) menjelaskan penelitian tindakan kelas merupakan “suatu proses dimana dosen dan mahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, meningkatkan, dan perubahan pembelajaran dapat tercapai secara optimal”.
Penelitian tindakan ini dilakukan dengan mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1988:47), yaitu: ”action reseach is cyclic process of planning, action, observation, and reflection”, atau model yang berdasarkan pada suatu siklus spiral yang terdiri dari empat komponen, yang meliputi: (1) rencana tindakan (planning), (2) pelaksanaan (action), (3) observasi (observtion), (4) refleksi (reflection).
Uraian langkah/tahapan penelitian tindakan kelas di atas adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dimulai dari penemuan masalah sampai akhirnya ditentukan rencana tindakan kelas. Secara terperinci langkah-langkah pada tahapan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Penemuan masalah di lapangan
Melalui pra-survei peneliti berupaya untuk mendapatkan masalah apa yang dihadapi di dalam kelas, terutama dalam hal pembelajaran seni grafis. Data digali dari wawancara dengan dosen yang mengajar mata kuliah seni maupun melalui pengamatan di lapangan.
b. Pemilihan masalah
Berbagai permasalahan yang diperoleh untuk selanjutnya difokuskan pada suatu permasalahan yang perlu diprioritaskan untuk mendapatkan pemecahan masalah, dalam upaya meningkatkan keterampilan seni grafis mahasiswa PGSD FIP UNP melalui pendekatan kontekstual.
c. Perumusan hipotesis tindakan.
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan dan ditetapkan untuk dicarikan pemecahannya, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan, yakni pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan seni grafis mahasiswa PGSD FIP UNP. Peningkatan keterampilan seni grafis ini berdampak pula pada peningkatan hasil belajar seni mahasiswa yang bersangkutan.
d. Rancangan pemecahan masalah.
Langkah-langkah pemecahan masalah antara lain:
(1) Membuat Satuan Acara Perkuliahan (SAP) sebagai rencana tindakan atas dasar kesepakatan peneliti dengan dosen mata kuliah seni sebagai praktisi.
(2) Menyampaikan pengarahan dan rambu-rambu kepada dosen mata kuliah seni sebagai praktisi agar dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan SAP yang sudah dirancang.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan di kelas didasarkan rencana perlakuan yang dituangkan pada SAP yang telah disusun. Oleh karena itu, pelaksanaan tindakan diupayakan tidak menyimpang dari rencana perlakuan.
3. Observasi.
Pada saat tindakan berlangsung, peneliti dibantu kolaborator melaksanakan observasi dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Pengamatan dilakukan dengan cermat dari awal hingga akhir pembelajaran berlangsung. Selain mencatat data yang ada, peneliti dan kolaborator juga memberikan catatan atas berbagai masalah yang dijumpai dengan menggunakan catatan lapangan.
4. Refleksi
Hasil observasi kelas, rekaman data, maupun catatan lapangan dan data lainnya dianalisis bersama-sama dengan praktisi (kolaborator) yang terlibat dalam penelitian ini. Refleksi dilakukan pada akhir tindakan setiap siklus. Hasil analisis digunakan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. Tindakan yang telah berhasil dapat dilanjutkan pada pembelajaran berikutnya, sedangkan tindakan yang belum berhasil diubah dan diperbaiki.

Postingan terkait: