TERNYATA MENCINTAINYA TAK SEINDAH MEMILIKINYA


TERNYATA MENCINTAINYA TAK SEINDAH MEMILIKINYA
Seperti biasanya aku selalu terlambat bangun pagi, tadi malam aku begadang sampai dini hari karena kebiasaan tamu tamu yang datang selalu jam 22 keatas pokoknya banyak hal yang dilakukan mulai dari diskusi yang tak karuan, hubungan asmara bahkan politikpun tak luput dari obrolan teman teman dan tak lupa secangkir kopi yang sudah hampir dingin tapi masih bisa terasa hangat disandingkan dengan sebatang rokok yang kadang kadang pake system stafet segala tapi semuanya asyik ditambah lagi soundtrack lagu
kesayangan oleh iwan fals sumber inspirasi kami, maklum jadi anak kosan di Makassar. Kala itu adalah tahun kedua saya menetap di pedalaman lorong Makassar. Aku ngak masuk kuliah lagi karena kuliahnya jam 7 eh bangunnya jam 11 tapi whatever entah rasanya apa, satu sisi merasa aneh tapi di satu sisi ada perasaan bangga mau cepat cepat cerita ma teman lagi sambil ngomongin siapa yang paling kriting dan rambutnya paling panjang macam vokalis band band rock gitu didukung proporsi badan yang kurus dan tinggi semampai.
Sudah dua tahun aku jalani hidup seperti itu, hingga pada suatu pagi yang mendung perasaan saya kayak sudah sore hari, segeralah aku mandi dan siap siap pakaian ala rock n roll lawas tak lupa gaya rambut acak acakan karena kata senior saya rambutku bagus kalau panjang apalagi musim hujan begini pasti kelihatan lucu tapi kok ndak ada cewek yang mau dekat ma aku yang ada Cuma bencong pegawai salon yang selalu teriak kepadaku tiap hari mudah mudahan tidak sial lagi, hari itu maksudnya sih mau ke kampus karena udah mau final eh belum sampai di jalan raya motor tua kesayangan sekaligus andalan saya mogok lagi. Ambil inisiatif dorong saja sampai ke kampus nanti pulang minta didorong ma teman.
Dorong, dorong dorong tiba tiba ada mobil pete pete berhenti, turun seorang mahasiswi dan membayar sewa di samping pintu depan mobil, setelah pete petenya pergi aku spontan saja berhenti karena gengsi, malu sudah style rock n roll eh cuman dorong motor mogok, setelah mahasiswi ini berjalan kira kira 10 meter di depanku baru aku dorong lagi, tiba tiba aku tidak melihatnya lagi tau taunya dia berhenti membeli air mineral di warung dan pas keluar aku sudah berdiri di depannya, spontan saja aku langsung tersenyum tersipu malu hahahahha, aku tak menyangka di membeli 2 air mineral dan tentu saja dia memberiku yang satunya lagi, aku langsung minum karena sudah kehausan apalagi belum sarapan dari kosan. Aku heran saja lalu sambil jalan aku bertanya spekulasi begitu “eh cewek kuliah di mana” aku langsung terkejut ternyata cek percek dia teman kelas aku cuman jarang liat karena malas kuliah kalaupun datang di kelas aku selalu ngantuk sungguh suatu kebetulan yang tak disangka.
Masih sekitar satu kilometer dari kampus si cewek yang belum saya tau namanya ini melempar pertanyaan yang cukup memojokkan, “eh motor kamu kenapa didorong” aku jawab aja biasa mogok karena mesinnya kena air taukan sekarang musim hujan, ini saja udah mau hujan awannya hitam sekali kataku. Tak mau melewatkan kesempatan aku mencoba menghidupkan mesin motor saya niatnya sih mau bareng naik motor ke kampus berharap dewi fortuna berpihak padaku, brum, brum, brum setelah coba beberapa kali mesinnya hidup, tentu saja dengan self confidence yang super saya ajak saja naik di motor ya yang lumayan debunya udah bisa buat tanam kacang tapi itu tak menyurutkan niatku, cepat udah mau hujan apa kamu mau basah, itu salah satu taktik yang diajarkan oleh seniorku udah aku praktekkan saat itu. Hahahha pagi ini lumayan bonceng cewek ke kampus biar pake motor tua teriakanku dalam hati.
Singkat cerita tapi mohon maaf ini tidak ada link read morenya macam di blog. Semenjak saat itu saya sudah mulai agak rajin ke kampus bergaul ma teman teman kelas ya sekaligus dia, cewek yang aku bonceng kemarin yang sudah aku tau namanya setelah memperhatikan saat dosen sedang mengabsensi mahasiswa namanya Rina, seiring perjalanan waktu saya mulai mengenalnya lebih dekat lagi sperti bias pada saat melihatku dia langsung menarik rambut kritingku kata gemes dan lucu, bahkan kami sering belajar bersama di perpustakaan kampus sampai kadang kadang jalan jalan dengan motor tuaku dan tak jarang aku antar pulang tak tega rasanya membiarkan dia menunggu pete pete dipinggir jalan raya yang selalu saja macet. Hidupku berubah aku udah mulai tampil sedikit rapi dan rajin ke kampus. Bahkan saya juga udah rajin belajar baca buku begitu karena malu rambut tebal tapi otak tipis. Entah kenapa pekiranku tidak karuan begini kalau tidak bertemu dengan Rina, ah biasa saja, jawabku sendiri dalam hati tapi belum juga puas dengan jawaban itu, sepi rasanya apalagi saat itu liburan semester selama satu bulan yang biasanya selama dua tahun ini terasa singkat kok jadi terasa lama sekali padahal aku ini rock n roll.
Tidak mau membohongi hatiku, pas liburan udah usai aku mengajak Rina ke Pantai Losari dan tanpa basa basi aku langsung menyatakan perasaanku padanya bahwa aku mencintainya. Dia langsung terdiam dan tak merespon pernyataanku kamipun pulang. Aku digantung tapi aku cuek saja yang aku heran kenapa Rina bersikap begitu. Berselang beberapa hari tak menghiraukanku akhirnya sepulang kuliah dia datang padaku dan berkata maaf ya soal kemarin, lega rasanya mendengar dia berkata seperti itu. Katanya dia takut kalau nanti kami menjalani hubungan lebih dekat lagi semua akan berubah, takutnya nanti sudah tidak seakrab ini lagi. Tapi aku tau dia juga mencintaiku. Aku mengenalnya selama ini dan melihat ada tabir kesedihan yang meliputi matanya seakan ada luka yang tersembunyi penasaran tapi tak mau ku tanyakan atau mungkin lebih baik kalau aku tak mengetahuinya sekalipun. Setelah saat itu entah apa yang terjadi melihat sorot matanya hanya membuatku terdiam dan tak bisa berkata kata lagi. ternyata mencintainya tak seindah memilikinya.

Postingan terkait: